TUGAS ESDH

 

Tugas Ekonomi Sumber Daya Hutan                                                    Medan,    Mei 2021

POTENSI EKOWISATA HUTAN MERANTI KOTA BARU

Dosen Penanggungjawab:

Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si.

Disusun Oleh:

Lili Permata Sari

191201122

HUT 4C


 

 


 

 

 

 

 

 

 

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan banyak nikmat yang Tuhan berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Tuhan atas segala berkat, rahmat, dan hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Ekonomi Sumber Daya Hutan yang berjudul “Potensi Ekowisata Hutan Meranti Kota Baru” ini.

Dalam penyusunannya, saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen Penanggung Jawab kami bapak Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si. yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah, semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini dapat memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun kami berharap isi dari laporan praktikum kam ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas Ekonomi Sumber Daya Hutan ini dapat lebih baik lagi.

 

 

Medan,     Mei 2021

           

 

            Penyusun        

 

 



BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pengelolaan hutan di Indonesia telah mengalami perubahan paradigma, di mana awalnya terlalu berbasis pada negara (state based), khususnya di era orde baru, menjadi pengelolaan yang berbasis pada masyarakat (community based), yang dimulai di akhir masa pemerintahan orde baru hingga saat ini. Paradigma pembangunan sumber daya alam hutan dengan pendekatan community based ini disebut community forestry (kehutanan masyarakat). Sistem kehutanan masyarakat sebenarnya telah berkembang dengan baik di Indonesia dalam bentuk hutan rakyat, hutan adat, hutan keluarga, hutan desa maupun hutan kampung. Pemerintah melalui Kementerian Kehutanan merepresentasikan pemikiran kehutanan masyarakat melalui program Hutan Kemasyarakatan (HKm). Hutan, apabila memiliki obyek alam yang menarik dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekowisata. Hal ini sesuai dengan kondisi hutan lindung yang dikelola oleh petani HKm di Yogyakarta (Dewi et al., 2017).

Perkembangan dunia saat ini menciptakaan perubahan pada setiap bidang kehidupan manusia. Salah satu isu penting yang menjadi sorotan dunia adalah perubahan dalam bidang ekonomi. Ekonomi tradisional mulai ditinggalkan disesuaikan dengan perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan. Perubahan yang terjadi karena adanya hubungan antara dunia bisnis dan masyarakat menciptakan hubungan yang saling terkait. Perkembangan dunia saat ini menciptakaan perubahan pada setiap bidang kehidupan manusia. Salah satu isu penting yang menjadi sorotan dunia adalah perubahan dalam bidang ekonomi. Ekonomi tradisional mulai ditinggalkan disesuaikan dengan perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan. Perubahan yang terjadi karena adanya hubungan antara dunia bisnis dan masyarakat menciptakan hubungan yang saling terkait kemakmuran
rakyat
(Emirzon et al., 2017).

Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat dilakukan berbasis desa hutan dengan ruang lingkup di dalam kawasan hutan dan di luar kawasan hutan baik berbasis lahan maupun bukan lahan dengan mempertimbangkan skala prioritas berdasarkan perencanaan partisipatif. Dalam ruang lingkup kawasan hutan meliputi pengembangan agroforesti dengan pola bisnis, pengamanan hutan melalui pola berbagi hak kewajiban dan tanggung jawab, tambang galian, wisata, pengembangan flora dan fauna serta pemanfaatan sumber air. Sementara di luar kawasan hutan meliputi pembinaan masyarakat desa hutan dalam bidang pemberdayaan kelembagaan kelompok tani hutan, pemberdayaan kelembagaan desa dan pengembangan ekonomi kerakyatan juga meliputi perbaikan biofisik desa hutan dengan pengembangan hutan rakyat dan memberikan bantuan sarana prasarana desa hutan (Supono, 2017).

Nilai ekonomi sumberdaya hutan baru disadari ketika semakin langka keberadaannya dan kesejahteraan manusia menjadi terganggu. Konsumsi beberapa manfaat sumberdaya hutan seperti hidrologis, biologis dan estetika terjadi tidak melalui mekanisme pasar. Selain dari pada itu manfaat hutan ada juga yang dinikmati sendiri oleh masyarakat secara tradisional, tidak dijual. Pemanfaatan tersebut secara ekonomi merupakan pemenuhan sebagian kebutuhan hidup, sehingga dapat dikatakan bahwa produk barang dan jasa hutan dimaksud dinikmati tetapi tidak dipasarkan (non marketable). Hutan mempunayi peran yang penting dalam bidang perekonomian dan lingkungan serta keberlangsungan makhluk hidup. Namun pada kenyataanya keadaan hutan Indonesia dari berbagai sisi ternyata semakin buruk. Kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia semakin meningkat dari tahun ketahun Secara keseluruhan hutan di Indonesia mengalami kerusakan lebih dari 43 juta hektar (Munandar, 2016).

1.2  Rumusan Masalah

1.     Apa itu ekowisata?

2.     Bagaimana cara menentukan potensi ekowisata?

3.     Apa-apa saja potensi ekowisata Hutan Meranti pada Kota Baru?

1.3  Tujuan

1.     Untuk mengetahui apa itu ekowisata.

2.     Untuk mengetahui cara menentukan potensi ekowisata.

3.     Untuk mengetahui apa-apa saja potensi ekowisata Hutan Meranti pada Kota Baru.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekowisata

            Ekowisata dapat diartikan suatu jenis pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan aktivitas melihat, menyaksikan, mempelajari mengagumi alam, flora dan fauna, sosial-budaya etnis setempat, dan wisatawan yang melakukannya ikut membina kelestarian lingkungan alam di sekitarnya dengan melibatkan penduduk lokal. Kegiatan ekowisata yang mulai dikembangkan sebagai objek wisata adalah hutan wisata. Hutan merupakan suatu sumberdaya alam yang dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan wisata alam, seperti jenis flora dan fauna, keunikan dan kekhasan ekosistem dan gejala penomena alam yang dapat dijadikan daya tarik obyek wisata yang dikunjungi wisatawan.

2.2 Cara Menentukan Potensi Ekowisata

Potensi ekowisata adalah suatu konsep pengembangan lingkungan yang berbasis pada pendekatan pemeliharaan dan konservasi. Obyek daya tarik wisata merupakan potensi untuk pengembangan dan menarik wisatawan.

a. Potensi Alam

Potensi alam yang dimaksud adalah alam, fauna, dan floranya. Meskipun sebagai atraksi wisata ketiga-tiganya selalu bersama-sama dengan potensi kebudayaan dan manusia, akan tetapi tentu ada salah satu yang menonjol.

1) Potensi Fisik

Daya tarik alam secara alami terdapat dalam unsur fisik lingkungan berupa tumbuhan, satwa, geomorfologi, tanah, air, udara, dan lain sebagainya yang dianggap memiliki nilai keindahan, keunikan, kelangkaan, kekhasan keragaman, bentang alam dan keutuhan.

2) Potensi Flora dan potensi Fauna

Keanekaragaman flora dan fauna merupakan potensi sebagai aset wisata yang potensial, sebagai daya tarik wisata untuk dikunjungi.

b. Konservasi

Konservasi sumberdaya alam adalah pengelolaan SDA yang bijaksana, memadukan kepentingan ekonomi dan ekologi secara berimbang. Kegiatannya meliputi perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan yang menjamin kelestariannya. Konservasi berupa suatu proses kegiatannya terintegrasi dalam kawasan tertentu, yaitu pemeliharaan ekosistem, pengelolaan keanekaragaman hayati, pengelolaan lingkungan, pendidikan, dan pemecahan masalah.

c. Potensi masyarakat lokal

Masyarakat lokal terutama penduduk asli yang tinggal di kawasan wisata potensi dalam pariwisata, karena mereka yang sebagian besar menyediakan atraksi wisata sekaligus menentukan kualitas produk wisata. Masyarakat lokal merupakan pemilik langsung atraksi wisata seperti air, tanah. Kegiatan ekowisata dapat meningkatkan pendapatan untuk pelestarian alam yang dijadikan sebagai obyek wisata ekowisata dan menghasilkan keuntungan ekonomi bagi kehidupan masyarakat yang berada di daerah tersebut atau daerah setempat.

2.3 Potensi Ekowisata Hutan Meranti Pada Kota Baru

1. Potensi Alam

a. Sesuatu yang dapat dilihat

Ekowisata hutan meranti kotabaru memiliki sesuatu yang dapat dilihat, seperti potensi fisik, flora dan fauna. Potensi fisik yang dimiliki ekowisata hutan meranti kotabaru yaitu:

1) Keindahan Alam yang dimilki ekowisata hutan meranti Kota Baru yaitu panorama alam, pepohonan hijau dan lingkungan yang asri.

2) Ekowisata hutan meranti Kota Baru memiliki ketinggian tenpat140 meter dari permukaan laut, sedangkan puncak ekowisata hutan meranti Kota Baru berada pada ketinggian 230 meter dari permukaan laut.

3) Ekowisata hutan meranti Kota Baru memiliki kemiringan lereng 15,60, berdasarkan hasil penelitian kemiringan lereng termasuk dalam klasifikasi kelas III kategori agak curam berdasarkan klasifikasi USSSM (United Stated Soil System).

b. Sesuatu yang dapat dilakukan

Ekowisata hutan meranti Kota Baru memiliki sesuatu yang dapat dilakukan seperti kegiatan penelitian, kegiatan rekreasi, kegiatan pendidikan, kegiatan pengetahuan, arena permainan.

c. Sesuatu yang dapat dibeli

Ekowisata hutan meranti Kota Baru memiliki sesuatu yang dapat dibeli berdasarkan pada hasil penelitian adalah kuliner terdapat kios sekitar area pintu masuk kuliner yang tersedia berupa makanan kecil dan minuman dingin.

2. Konservasi

Konservasi yang dilakukan diekowisata hutan meranti Kota Baru melakukan pelestaraian berupa pemeliharaan ekosistem dan pengelolaan lingkungan, melakukan perlindungan dalam konservasi berupa penangkaran flora dan fauna dan penyimpanan flora dan fauna, Kegiatan pemanfaatan di ekowisata hutan meranti kotabaru berupa pendidikan lingkungan dan pemecahan masalah.

3. Masyarakat Lokal

Keterlibatan masyrakat lokal dalam meningkatkan pendapatan dan menghasilkan keuntungan ekonomi di ekowisata hutan meranti kotabaru sebagai berikut:

a. Keterlibatan masyarakat

Keterlibatan masyarakat sekitar ekowisata hutan meranti kotabaru berpengaruh dalam perkembangan ekowisata hutan meranti kotabaru, seperti meningkatkan pendapatan, penyediaan penginapan, dan penyediaan barang kebutuhan.

b. Keuntungan ekonomi

Keuntungan ekonomi yang didapat oleh masyrakat lokal dengan adanya ekowisata hutan meranti kotabaru berupa mendorong kesempatan kerja.      

Ekowisata hutan meranti Kota Baru sangat berpotensi menjadi ekowisata yang menarik minat wisata an, ekowisata hutan meranti Kota Baru meminimalkan kerusakan lingkungan yang terjadi, dan mengacu pada prinsip-prinsip ekowisata. Potensi yang mendukung daya tarik wisatawan yaitu, potensi alam, konservasi dan potensi masyrakat lokal.


BAB III

KESIMPULAN

Ekowisata dapat diartikan suatu jenis pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan aktivitas melihat, menyaksikan, mempelajari mengagumi alam, flora dan fauna, sosial-budaya etnis setempat, dan wisatawan yang melakukannya ikut membina kelestarian lingkungan alam di sekitarnya dengan melibatkan penduduk lokal.  Potensi ekowisata adalah suatu konsep pengembangan lingkungan yang berbasis pada pendekatan pemeliharaan dan konservasi. Obyek daya tarik wisata merupakan potensi untuk pengembangan dan menarik wisatawan. Ekowisata hutan meranti Kota Baru sangat berpotensi menjadi ekowisata yang menarik minat wisata an, ekowisata hutan meranti Kota Baru meminimalkan kerusakan lingkungan yang terjadi, dan mengacu pada prinsip-prinsip ekowisata. Potensi yang mendukung daya tarik wisatawan yaitu, potensi alam, konservasi dan potensi masyrakat lokal.


DAFTAR PUSTAKA

Dewi IN, Awang SA, Andayani W, Suryanto P. 2018. Pengembangan Ekowisata Kawasan Hutan dengan Skema Hutan Kemasyarakatan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 24(2): 95-102.

Emirzon J. 2007. Perspektif Hukum Bisnis Indonesia pada Era Globalisasi Ekonomi. Yogyakarta. Genta Press.

Munandar. 2016. Valuasi Ekonomi Pemanfaatan Hasil Hutan Yang Tidak Dapat Dipasarkan Pada Kawasan Hutan Lindung Taman Hutan Raya Sultan Adam Kalimantan Selatan. Jurnal Hutan Tropis, 4(2): 109–119.

Sabila AN, Suryadi, Wima YP. 2015. Implementasi Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat dalam Mewujudkan Sustainable Development Masyarakat Desa Hutan. Jurnal Administrasi Publik (JAP), 3(12): 1975-1980.

Supono. 2017. Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Perum Perhutani Sebagai Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. E-Journal Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Tanaya DR, Rudiarto I. 2014. Potensi Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Rawa Pening, Kabupaten Semarang. Teknik Perencanaan Wilayah Kota, 3(1): 71–81.

 

 

Komentar

  1. wah informasi yang diberikan bagus bisa menambah wawasan lebih dalam

    BalasHapus
  2. Terimakasih, sangat menbantu saya mengerjakan tugas

    BalasHapus

Posting Komentar